Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Cara fermentasi Kotoran Hewan

feremntasi pupuk kandang kotoran hewan kohe


Kotoran Hewan (Kohe) memiliki kandungan nutrisi yang baik untuk tanaman. Namun perlu beberapa waktu agar bisa terbentuk menjadi waktu. Dengan memfermentasi Kohe, proses tersebut bisa dipercepat sehingga akan lebih efektif. Disamping itu kualitas pupuknya jauh lebih baik Berikut adalah cara fermentasi kotoran hewan agar cepat terurai secara step-by-step dengan detail:
  1. Pemilihan Lokasi dan Kontainer:

  • Pilihlah lokasi yang terbuka dan terkena sinar matahari untuk melakukan fermentasi. Pastikan juga lokasi tersebut memiliki ventilasi yang baik.
  • Gunakan kontainer yang cukup besar dan kedap udara untuk menampung kotoran hewan. Kontainer dapat berupa tong, ember, atau bak plastik.
    1. Persiapan Kotoran Hewan:

    • Kumpulkan kotoran hewan dari kandang atau area penampungan lainnya. Pastikan kotoran tersebut bersih dari benda asing seperti sampah atau sisa makanan.
    • Jika kotoran hewan terlalu kering, tambahkan sedikit air untuk meningkatkan kelembaban. Namun, pastikan tidak terlalu basah agar proses fermentasi berjalan dengan baik.
      1. Penambahan Bahan Pemicu Fermentasi:

      • Tambahkan bahan pemicu fermentasi seperti EM4 (Effective Microorganism 4) atau pupuk hayati. Bahan ini mengandung mikroorganisme yang akan membantu mempercepat proses fermentasi dan mengurai kotoran hewan.
      • Campurkan bahan pemicu fermentasi ke dalam kotoran hewan secara merata. Pastikan untuk menggunakan jumlah yang sesuai dengan petunjuk penggunaan.
        1. Penyusunan Lapisan dan Pemadatan:

        • Susun kotoran hewan secara berlapis di dalam kontainer. Setiap lapisan sebaiknya tidak terlalu tebal agar udara masih bisa masuk ke dalam tumpukan.
        • Padatkan setiap lapisan kotoran dengan menggunakan alat pemadat atau tangan agar udara tersisa sedikit di dalamnya.
          1. Pemeliharaan Suhu dan Kelembaban:

          • Monitor suhu dan kelembaban secara teratur selama proses fermentasi. Suhu optimal untuk fermentasi berkisar antara 25-40 derajat Celsius.
          • Pastikan kelembaban tetap optimal dengan memberikan air jika diperlukan atau menutup tumpukan dengan plastik untuk mencegah penguapan berlebihan.
            1. Pengadukan dan Pemantauan Proses:

            • Lakukan pengadukan tumpukan kotoran hewan secara teratur untuk memastikan fermentasi berjalan merata dan tidak terjadi penumpukan yang berlebihan.
            • Pantau kondisi tumpukan secara berkala. Proses fermentasi biasanya membutuhkan waktu beberapa minggu hingga beberapa bulan tergantung pada kondisi lingkungan dan jenis kotoran hewan yang digunakan.
              1. Pemanenan dan Pemanfaatan:

              • Setelah proses fermentasi selesai, kotoran hewan akan berubah menjadi bahan organik yang lebih mudah terurai dan kaya akan nutrisi.
              • Gunakan hasil fermentasi sebagai pupuk organik untuk meningkatkan kesuburan tanah di kebun atau lahan pertanian Anda.

              Berikut adalah beberapa ciri-ciri bahwa fermentasi kotoran hewan telah berhasil:

              1. Aroma yang Membangkitkan:

              • Kotoran hewan yang telah difermentasi dengan baik umumnya memiliki aroma yang khas namun tidak terlalu menyengat. Aroma ini dapat terasa seperti tanah yang subur atau bau alami yang sedikit asam.
              1. Warna yang Berbeda:

              • Kotoran hewan yang telah difermentasi biasanya memiliki warna yang berbeda dari yang aslinya. Warna cenderung lebih gelap atau lebih matang, menunjukkan bahwa proses pemecahan bahan organik telah berlangsung.
              1. Tekstur yang Lebih Lunak:

              • Setelah fermentasi, tekstur kotoran hewan akan menjadi lebih lembut dan mudah hancur ketika disentuh. Ini menunjukkan bahwa mikroorganisme telah bekerja untuk mengurai bahan organik di dalamnya.
              1. Tidak Ada Bau yang Menyengat:

              • Kotoran hewan yang telah difermentasi dengan baik tidak akan memiliki bau yang menyengat atau tidak sedap. Sebaliknya, aroma yang dihasilkan akan lebih netral atau bahkan memiliki aroma yang menyenangkan.
              1. Tidak Ada Organisme Patogen yang Terdeteksi:

              • Fermentasi yang efektif juga akan membunuh atau mengurangi jumlah organisme patogen yang terdapat dalam kotoran hewan. Ini membuatnya lebih aman untuk digunakan sebagai pupuk organik tanpa risiko kontaminasi.
              1. Penurunan Volume Kotoran:

              • Selama proses fermentasi, volume kotoran hewan dapat mengalami penurunan karena pemecahan bahan organik oleh mikroorganisme. Hal ini dapat terlihat dari penurunan tinggi tumpukan kotoran atau penampang yang semakin mengecil.
              Keluar hawa panas/hangat:
              • Selama proses fermentasi, biasanya suhu kotoran hewan (kohe) akan naik menjadi hangat/panas.

              Dengan memperhatikan ciri-ciri di atas, Anda dapat mengetahui apakah fermentasi kotoran hewan telah berhasil atau masih memerlukan waktu tambahan. Seiring dengan pengalaman, Anda akan semakin terampil dalam mengenali tanda-tanda keberhasilan fermentasi.