Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Hijauan Daun Lamtoro Untuk Ternak


Dalam bahasa Jawa Lamtoro atau Petai Cina merupakan tanaman yang sudah me-lokal yang banyak tumbuh dan mudah tumbuh disekitar kita. Karena sifatnya yang mudah tumbuh itulah lamtoro cocok ditanam untuk mencegah erosi dan longsor di tanah-tanah perbukitan selain batang yang biasanya dimanfaatkan untuk kayu bakar. Bijinya bisa untuk makanan tradisional botok. Daunnya sangat disukai ternak kambing atau ternak sapi, teksturnya yang lembut dan kandungan protein nya yang bagus daun Lamtoro masuk kategori hijauan berkualitas.

Tanaman Lamtoro mudah dibiakkan, bijinya bisa di tebar di bantaran sungai atau bukit. Ketersedian Lamtoro yang berlimpah bisa menjadi pakan alternatif bagi ternak atau justru makanan utama. Daun-daun dan ranting muda lamtoro merupakan pakan ternak dan sumber protein yang baik, khususnya bagi ruminansia. Daun-daun ini memiliki tingkat ketercernaan 60 hingga 70% pada ruminansia ( Sapi, Kambing, Rusa dll), paling tinggi di antara jenis kacang polong-polongan dan hijauan pakan ternak tropis lainnya. Lamtoro yang ditanam cukup rapat dan dikelola dengan baik dapat menghasilkan hijauan dalam jumlah yang tinggi. Namun pertanaman campuran lamtoro (jarak tanam 5–8 m) dengan rumput yang ditanam di antaranya, akan memberikan hasil paling ekonomis. 


Ternak sapi dan kambing menghasilkan pertambahan bobot yang baik dengan komposisi hijauan pakan berupa campuran rumput dan 20—30% lamtoro. Meskipun semua ternak suka daun lamtoro, akan tetapi kandungan yang tinggi dari mimosin dapat menyebabkan kerontokan rambut pada ternak non-ruminansia, seperti kuda dan babi, yang biasanya diberikan dalam bentuk segar. Selain itu, apabila sapi diberi lamtoro selama 6 bulan terus-menerus, maka si sapi yang bersangkutan akan mengalami kehilangan rambut, penurunan fertilitas (kesuburan), gangguan pada kelenjar tiroid, dan katarak. Mimosin, sejenis asam amino, terkandung pada daun-daun dan biji lamtoro hingga sebesar 4% berat kering. Pada ruminansia, mimosin ini diuraikan di dalam lambungnya oleh sejenis bakteri, Synergistes jonesii. Pemanasan dan pemberian garam besi-belerang pun dapat mengurangi toksisitas mimosin.
sumber (wikipedia)

Jadi meskipun daun lamtoro itu bagus perlu juga kita memperhatikan pola pemberian makan nya sebab jika berlebihan akan mengganggu metabolisme ternak. Pemberian hijauan yang bervariasi dan secara berkala itulah yang bagus. Selain pemberian pakan fermentasi. Sebab bagaimanapun juga hijauan sangat bagus untuk ternak yang menyusui.